Jumat, 12 April 2013

Anemia Dalam Kehamilan


1)    Pengertian Anemia



a.    Anemia, yang dalam bahasa yunani berarti tanpa darah, adalah penyakit kurang darah yang di tandai dengan kadar haemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah di bandingkan normal. Jika kadar haemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut di katakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar haemoglobin kurang dari 12g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia.
b.    Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 g% pada trimester 2. Nilai batas tersebut dan perbedaanya dengan kondisi wanita tidak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2.
2)    Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Ikhsan Soebroto adalah sebagai berikut :
   a.    Anemia  Defisiensi Zat Besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Anemia ini terjadi pada sekitar 62,3% pada kehamilan, merupakan anemia yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsur zat besi dan makanan karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena besi keluar terlampau banyak dari badan, misalnya pada perdarahan.
b.    Anemia Megaloblastik
Anemia ini terjadi pada sekitar 29% pada kehamilan. Biasanya disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisiensi makanan.
c.    Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Anemia ini terjadi pada sekitar 8% kehamilan. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplastik karena kehamilan, apabila wanita tersebut telah  selesai masa nifas maka anemia akan sembuh dengan sendirinya.
d.    Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat daripada pembuatanya. Anemia ini terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Wanita dengan anemia hemolitik biasanya sulit hamil. Apabila hamil biasanya anemia menjadi berat.
3)    Tanda dan Gejala Anemia
Gejala anemia pada ibu hamil di antaranya adalah cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah), dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Tanda-tanda anemia yang klasik menurut Ikhsan Soebroto (2009 : 58) adalah sebagai berikut :
·      Peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen lebih banyak ke jaringan.
·      Peningkatan kecepatan pernapasan karena tubuh berusaha  menyediakan lebih banyak oksigen kepada darah .
·      Pusing akibat berkurangnya darah ke otak.
·      Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ  termasuk otot jantung dan rangka.
·      Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi.
·      Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf pusat.
·      Penurunan kualitas rambut dan kulit.
4)    Pengaruh Anemia terhadap ibu dan janin
1.   Pengaruh terhadap kehamilan
A.    Bahaya selama kehamilan
a)    Dapat terjadi abortus
b)    Persalinan prematuritas
c)    Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d)    Mudah terjadi infeksi
e)    Ancaman dekompensasi kordis (Hb 6 gr%)
f)     Mola hidatidosa
g)    Hiperemesis gravidarum
h)    Perdarahan antepartum
i)      Ketuban pecah dini
2.   Bahaya anemia terhadap janin
 Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan seperti : abortus, kematian intrauterine, dan Persalinan prematuritas tinggi.
5)    Diagnosis Anemia pada Kehamilan
Untuk menegakkan diagnosis anemia dalam kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut.
Hb 11 g%                                   tidak anemia
Hb 9-10 g%                                anemia ringan
Hb 7-8 g%                                  anemia sedang
Hb <7 g%                                   anemia berat
                    (Manuaba, 2010: 239)
               6) -->  Pencegahan dan Pengobatan Anemia
a.   Pencegahan
1.    Meningkatkan konsumsi makanan bergizi
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, daun jambu, tomat, jeruk, nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
2.    Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minuman tablet tambah darah.
3.    Mengobati penyakit yang menyebabakan atau memperberat anemia seperti : cacingan, malaria dan penyakit TBC.
b.    Pengobatan
1.    Anemia Ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10% masih dianggap ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari dan 50 mcg asam folat per oral sekali sehari Hb dapat dinaikkan sebanyak 1 g % perbulan.
2.    Anemia Sedang
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per oral. Biasanya diberikan garam besi sebanyak 600-1000 mg sehari, seperti sulfas ferosus atau glukonas ferosus. Hb dapat dinaikkan sampai 10 g/ 100 ml atau lebih asal masih ada cukup waktu sampai janin lahir.
3.    Anemia Berat 
       Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextram sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml/ im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relatife lebih cepat yaitu 2 gr%. Transfusi darah sebagai pengobatan anemia dalam kehamilan sangat jarang diberikan (walaupun Hbnya kurang dari 6 g%), apabila terjadi perdarahan. (Saifuddin, 2009: 282)



Referensi :
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Feryanto, Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika.
Soebroto, Ihksan. 2009. Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Yogyakarta: Bangkit.
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk    Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
 
             


Tidak ada komentar:

Posting Komentar