Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda
bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang
bisa terjadi selama kehamilan atau periode antenatal yang apabila tidak
dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian. (Asrinah, 2010 :
149)
Pada umumnya 80-90% kehamilan akan
berlangsung normal dan hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit
atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak
terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh
berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda
bahaya kehamilan merupakan suatu upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan maupun
keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta
sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya
maksimal untuk mencegah gangguan yang berat terhadap kehamilan dan keselamatan
ibu maupun bayi yang dikandungnya.
a.
Perdarahan
Perdarahan pada
kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh
keguguran. Sekitar 10-12% kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang pada
umunya (60-80%) disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun ovum.
Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan
ukuran pembesaran uterus yang diatas normal, pada umumnya disebabkan oleh mola
hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak
jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan
dan adanya massa di adneksa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik.
Perdarahan pada
kehamilan lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh plasenta
previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi
segmen bawah rahim (SBR)
yang
menjadi tempat implantasi plasenta
tersebut. Pada plasenta yang tipis dan menutupi sebagian besar plasenta maka
umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila SBR mulai terbentuk disertai dengan sedikit
penurunan bagian terbawah janin maka perdarahan mulai meningkat hingga
tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan ibu. Plasenta yang tebal menutupi
seluruh jalan lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat tanpa didahului oleh
perdarahan bercak atau berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi peyebab
dari 25% kasus perdarahan antepartum. Bila mendekati saat persalinan,
perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%)
dari keseluruhan kasus perdarahan antepartum.
b.
Preeklampsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia
kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan peningkatan tekanan darah diatas
normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia. Data atau informasi awal
terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas
kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis (yang sudah ada sebelumnya) dengan
preeklampsia. Gejala
dan tanda lain dari preeklampsia adalah sebagai berikut:
1)
Hiperrefleksia
(iritabilitas susunan syaraf pusat).
2)
Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang
tidak membaik dengan pengobatan umum.
3)
Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata,
silau atau berkunang-kunang.
4)
Nyeri
epigastrik
5)
Oliguria
(luaran kurang dari 500 mL/24 jam).
6)
Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10-20
mmHg diatas normal.
7)
Proteinuria
(diatas positif 3)
8)
Edema
menyeluruh
c.
Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum
Bila hal tersebut diatas terjadi pada kehamilan trimester
kedua dan ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda-tanda dibawah ini, maka
diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai
perdarahan (revealed) atau tersembunyi (occult):
1)
Trauma
abdomen
2)
Preeklampsia
3)
Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
4)
Bagian-bagian
janin sulit diraba
5)
Uterus tegang dan nyeri
6)
Janin
mati dalam rahim
d.
Gejala dan tanda lain yang harus diwaspadai
Beberapa gejala dan tanda lain yang
terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah:
1)
Muntah
berlebihan yang berlangsung selama kehamilan.
2)
Disuria.
3)
Menggigil
atau demam.
4)
Ketuban
Pecah Dini atau Sebelum Waktunya.
5) Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya
Referensi :
Asrinah, Shinta Siswoyo Putri, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saifuddin, Abdul Bari. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar